Bukittinggi – Dr (c). Riyan Permana Putra yang juga menjadi Ketua Tim Hukum/Advokasi Erman Safar – Heldo Aura serta Ketua Tim Hukum/Advokasi partai politik pendukung Erman Safar – Heldo Aura yang merupakan koalisi terbesar di Kota Bukittinggi dengan gabungan Gerindra, Nasdem, Golkar, PKB, PSI, Perindo, PBB, Garuda, Hanura, Gelora, Masyumi, dan Partai Buruh ini menyatakan Bang Wako Erman Safar semakin menjadi pilihan pedagang karna ia terbukti tidak menggusur pedagang di Bukittinggi selama pemerintahannya.

Menurut Riyan Permana Putra ini sangat sesuai dengan janji kampanye Erman Safar terdahulu pada 2020 lalu.

Bahkan tak hanya itu, bantuan sosial ditambah jumlahnya. Dan ada bantuan modal tanpa bunga ke masyarakat pedagang kecil, dan para pelaku industri rumah tangga yang ada di Bukittinggi.

Riyan Permana Putra mengungkap capaian Program Tabungan Utsman yang mampu menyelamatkan ribuan warga dari jeratan rentenir dalam tiga tahun terakhir.

“Tabungan Utsman memang menjadi program unggulan untuk tingkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam tiga tahun, program ini telah membantu permodalan untuk 4.639 penerima manfaat yang mana itu termasuk pedagang dan bebas dari rentenir,” kata Riyan Permana Putra, pada Senin, (14/10/2024).

Riyan Permana Putra menyebut saat diluncurkan di 2022 lalu, Tabungan Utsman dapat membantu 1.956 nasabah dengan dana yang digulirkan sebesar Rp 14, 554 miliar untuk tahun pertama.

Sementara itu, pada tahun 2023, Tabungan Utsman dapat menjangkau 1.621 penerima manfaat, dengan total anggaran yang digulirkan sebesar Rp14,819 miliar.

“Selama dua tahun berjalan, tidak satu pun nasabah Tabungan Utsman yang pembayarannya macet,” kata Riyan Permana Putra.

Tahun 2024 ini sejak Mei hingga Juni, Tabungan Utsman telah dimanfaatkan oleh 1.062 nasabah.

“Dengan jumlah itu, BPRS Jam Gadang, sudah membantu permodalan masyarakat Bukittinggi sebesar Rp 10,402 miliar,” kata Riyan Permana Putra.

Secara keseluruhan, dari Maret 2022 hingga Juni 2024, Tabungan Utsman, telah membantu meningkatkan perekonomian 4.639 UMKM di Kota Bukittinggi dengan total pembiayaan sebesar Rp 39, 776 miliar.

“Tidak hanya itu, program inipun, berhasil membebaskan para pedagang dan pelaku usaha di Kota Wisata, dari jeratan rentenir,” katanya.

Hal ini tentunya menjadi sebuah bukti nyata, bagaimana Pemko Bukittinggi terus berupaya tingkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, untuk wujudkan “Bukittinggi Hebat” dalam peningkatan ekonomi kerakyatan,” pungkas Riyan Permana Putra.

Program Tabungan Utsman merupakan program unggulan Pemerintah Kota Bukittinggi yang diinisiasi oleh Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.

Bahkan Riyan Permana Putra mengungkap dalam blusukan Calon Wakil Walikota Heldo Aura pada Sabtu, 12 Oktober 2024 yang lalu terungkap pedagang Pasar Aur Kuning menitipkan harapan agar menyelamatkan mereka.

“Salamaik an kami yo pak,” ungkap salah satu pedagang.

Yang dijawab Heldo Aura tegas olehnya, kito untuak pedagang utama bana, karna kito di Bukittinggi berdagang bisanyo buk.

Erman Safar bahkan dulu pada sebelas tahun yang lalu, hal itu disampaikan Walikota Bukittinggi, H. Erman Safar, SH mengenang masa lalunya, pada sebuah acara Kesenian Irama Minang (KIM) yang digelar oleh Ikatan Persatuan Pedagang Wisata Bukittinggi (IP2WB) di Pelataran Jam Gadang, Minggu, (22/9/2024) malam.

Erman Safar menyampaikan bahwa pelonggaran aturan dan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung para pelaku usaha kecil, khususnya di kawasan Jam Gadang dan sudut-sudut kota, bukan tanpa tantangan.

“Tidak semua pihak menyetujui kebijakan ini, namun saya yakin ini adalah langkah yang tepat untuk memulihkan perekonomian masyarakat pasca pandemi Covid-19,”

“Kita masih optimis, akan melanjutkan apa yang sudah kita mulai selama tiga setengah tahun yang lalu,” kata Erman Safar dihadapan ribuan orang yang memadati lokasi acara KIM.

Lalu sebagaimana dilansir dari metrokini.com, Erman Safar waktu itu berjanji jika terpilih menjadi wali kota akan memastikan tidak akan ada lagi oknum-oknum Sat Pol PP mengejar pedagang berjualan di pasar.

Di Bukittinggi orang banyak berdagang, jika diganggu bisa tak makan anaknya di rumah, katanya.

Erman menceritakan ada ibu penjual bola yang ada lampu yang dia dikunjungi. Rumah ibu itu berlantaikan tanah, dialas pakai karpet plastik robek, suaminya tidur di kamar yang kondisinya berantakan.

“Suami ibu itu perlu cuci ginjal dua kali dalam seminggu. Anaknya menunggu penghasilan ibunya, baru bisa makan, lalu diganggu gara-gara hanya ingin bersih Jam Gadang. Bagi saya (jika jadi wali kota,red), tidak perlu jam Gadang bersih terpenting orang mampu hidup di Kota Bukittinggi,” ucapnya.(Tim Media Bukittinggi Agam/Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Bukittinggi Agam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *