Bukittinggi – Tokoh muda dan praktisi hukum di Bukittinggi, Dr (c). Riyan Permana Putra, SH, MH, merespon peluang hukum untuk memudahkan Bukittinggi membangun sport center.
Sebagaimana dilansir dari RRI, Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, mengatakan, ketika menjabat sebagai Wali Kota pada periode 2015-2020, pembangunan Sport Center sudah pernah direncakan, namun tidak kesampaian.
“Di zaman saya jadi wali kota dulu, berencana bangun Sport Center dan butuh lahan 4 hektar. Kalau bisa kita menginginkan kembali Sport Center lah,” ulasnya, pasca pelantikan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bukittinggi periode 2025-2029 di Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi, Selasa (3/6/2025).
Riyan Permana Putra melanjutkan bahwa pembangunan sport center di Bukittinggi bisa dengan memanfaatkan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan BUMN dan swasta yang ada di Bukittinggi.
Apalagi menurut Riyan Permana Putra dari berbagai kajian yang diperoleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bukittinggi, terungkap bahwa potensi CSR dari BUMN dan swasta bisa mencapai Rp10 triliun per tahun secara nasional. Sebanyak Rp4 triliun dari BUMN dan Rp6 triliun dari swasta.
Riyan Permana Putra yang merupakan penggagas pertama kali Bukittinggi Gemilang di Naluri Coffee Bukittinggi bersama Sultan Fazbir sebelum akhirnya bergabung dengan petahana Erman Safar yang mengusung Bukittinggi Hebat ini menjelaskan bahwa aturan hukum CSR perusahaan swasta diatur UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, pelaksanaannya melalui PP No 47/2012. Sedangkan CSR perusahaan BUMN diatur dalam UU No 19/2003 tentang BUMN, pelaksanaanya melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-07/MBU/ 05/2015, jelasnya.
Riyan Permana Putra menerangkan bahwa setiap perseroan memiliki Corporate Social Responsibility atau CSR, atau tanggung jawab sosial kepada masyarakat atau lingkungan tempatnya berdiri. Sifat CSR ini wajib. Apabila tidak dilakukan, perusahaan terancam terkena sanksi, terangnya.
Di Bukittinggi cukup banyak Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN. Melalui CSR (Corporate Social Responsibility) yang dimiliki Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN bisa mendukung pembangunan sport center dan pembenahan sarana prasarana (sarpras) olahraga di Bukittinggi. Hal itu disampaikan Riyan Permana Putra, Senin, (9/6/2025) melalui aplikasi pesan.
“Dalam pembangunan sport center dan pembenahan sarana prasarana olahraga di Bukittinggi, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi dunia usaha juga, seperti halnya Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN,” ujarnya.
“Kita berharap ada kepedulian dari mereka (Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN) terhadap hal itu (pembangunan sport center dan pembenahan sarpras olahraga) melalui CSR Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN,” tambahnya.
Guna mendapatkan CSR dari Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN untuk pembangunan sport center dan pembenahan sarpras olahraga, Riyan Permana Putra menyarankan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Bukittinggi untuk membuat perencanaan untuk mendapatkannya.
“Perencanaan itu sangat penting dalam perusahaan Badan Usaha Milik Swasta dan BUMN menyalurkan CSR-nya untuk membangun sport center di Bukittinggi. Perusahaan juga bisa menjadi bapak angkat untuk cabang olahraga yang ada, melakukan pembinaan terhadap cabang olahraga sehingga mencapai kemajuan,” tukasnya.
Riyan Permana Putra berharap pembangunan sport center di Bukittinggi dan pembenahan sarpras olahraga di Bukittinggi mampu membawa tambahan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) Bukittinggi di bidang Wisata Olahraga dan meningkatkan prestasi olahraga di Bukittinggi, mengingat animo masyarakat khususnya anak muda dalam berolahraga sangat besar.
“Olahraga itu banyak manfaatnya, selain untuk meningkatkan PAD Bukittinggi melalui Wisata Olahraga, untuk kesehatan, serta juga dapat menjauhkan generasi muda dari pergaulan negatif yang merusak, seperti: narkoba, minuman keras, dan bentuk pergaulan bebas lainnya,” katanya.
Secara nasional ungkap Riyan Permana Putra menurut data dari LBH Bukittinggi, pertumbuhan wisata olahraga atau sport tourism di Indonesia terus menanjak. Nilai ekonominya diprediksi mencapai Rp18,790 triliun pada 2024.
“Angka itu luar biasa dan menjadi angin segar bagi kebangkitan pariwisata dan ekonomi di Bukittinggi khususnya dan Indonesia pada umumnya, sekaligus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya di Bukittinggi,” ujarnya.
Riyan Permana Putra menceritakan bahwa olah raga kini sudah menjadi bagian dari sektor pariwisata, atau sering disebut wisata olahraga atau sport tourism. Bahkan itu kini semakin popular dan salah satu tren di sektor pariwisata karena wisatawan bisa berolahraga sembari menikmati dan menjelajahi pelbagai destinasi wisata. Dalam konteks itu, bisa dibilang popularitas sport tourism menjadi awal yang baik bagi pariwisata Indonesia. Pasalnya, sport tourism kini sudah menjadi salah satu subsektor pariwisata yang diandalkan dan berkontribusi besar bagi sebuah kota.
Tidak dipungkiri, dalam perjalanannya, pertumbuhan sport tourism kini semakin menjanjikan untuk Bukittinggi ke depannya dan memiliki pasar yang cukup besar berkat banyaknya wisatawan lokal maupun mancanegara yang tertarik dengan program aktivitas olahraga sembari berwisata, tutupnya.(Tim Media Bukittinggi Agam/Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Bukittinggi Agam)
