Bukittinggi – Terkait adanya dugaan polemik Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMA di Bukittinggi pada tahun 2025 ini, tokoh muda dan praktisi hukum di Bukittinggi, Dr (c). Riyan Permana Putra, SH, MH, CLOP memberikan beberapa solusi diantaranya ia berharap Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Bukittinggi agar berkomitmen untuk memperjuangkan nasib pendidikan pelajar SMA di Bukittinggi. Secara pribadi atau pun dengan memberikan kuasa kepada kuasa hukum masyarakat bisa bersurat secara resmi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk meminta penambahan rombongan belajar (rombel) dibeberapa SMA Negeri di Bukittinggi.
“Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat bisa segera membentuk tim khusus untuk membahas polemik SPMB di Bukittinggi ini. Masyarakat pun bisa bersurat ke Disdik Sumbar dan ditembuskan ke Kementerian Pendidikan. SMA Negeri Bukittinggi butuh tambahan rombel, dan SMA Negeri Bukittinggi juga harus menambah jalur afirmasi dan jalur domisili untuk anak-anak daerah Bukittinggi,” ujar Riyan Permana Putra di Hotel Monopoli pada, Kamis (10/7/2025).
Riyan Permana Putra juga menyoroti keterbatasan kewenangan Pemerintah Kota Bukittinggi terhadap pengelolaan SMA yang kini berada di bawah kendali Pemerintah Provinsi Sumbar.
Tak hanya langkah jangka pendek, Riyan Permana Putra juga menyarankan agar Pemkot Bukittinggi mempersiapkan solusi jangka panjang. Di antaranya pembangunan SMA Negeri Baru di Bukittinggi sebagai sekolah baru untuk menjawab lonjakan kebutuhan pendidikan dan mengakomodasi lebih banyak siswa, terutama dari kalangan putra-putri daerah. Dan pendirian SMA Negeri baru ini menurut Riyan Permana Putra sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah .
“Kita seharusnya tidak hanya memikirkan solusi hari ini. Bukittinggi Gemilang ke depan seharusnya juga memnangun SMA Negeri Baru di Bukittinggi agar di tahun-tahun mendatang tidak ada lagi anak-anak Bukittinggi yang tersingkir dari kotanya sendiri,” tegasnya.(Tim Media Bukittinggi Agam/Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Bukittinggi Agam)
